Lucy adalah pelayan bar. Beberapa minggu sebelumnya, dia sudah meminta ijin dari pimpinannya untuk mengahadiri Misa tengah malam. Sejak dia lulus sekolah, dia tidak pernah absentmengahdiri misa tengah malam. Pendidikan agama yang dahulu diterimanya di rumah masih membekas di dalam dirinya.
“ Selamat malam, “ kata Lucy kepada rekan – rekan sekerjanya ketika dia meninggalkan bar itu pada jam sebelas. “ Selamat malam,Lucy,” sahut mereka.
Lucy membawa pulang senyuman yang berasal dari cinta Tuhan dalam Misa tengah malam itu. Dia ingin segera kembali bekerja. Tapi ruangan itu menjadi senyap dan semua mata memandang pada Lucy.
Salah seorang gadis itu bertanya kepada Lucy,” Apakah kamu ikkut menyambut komuni?”
“ya” katanya.
“ Kalau begitu Tuhan ada dalam hatimu.”
“ Tentu “
“ kalau demikian tolong cium saya,” Dan Lucy mencimnya.
Kemudian rekan- rekan lainnya berteriak,” Cium saya juga”
Saya harus mencium mereka semua. Saya belum pernah memberi ciuman dengan hati semurni itu, terbebas dari segala perasaan manusiawi. Dan saya harus berkata bahwa tak seorang pun telah menerima ciuman sesopan ini.
Selasa, 28 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar