Suatu hari seorang gadis berdiri di depan jendela kamarnya. Lantas ia membuka jendela kamarnya yang sudah lama terkunci rapat. Ia memandang keluar. Ternyata di luar sana terdapat begitu banyak hal indah. Ada bunga- bunga mawar warna- warni menghiasi halamna rumahnya. Lantas matanya memandang menembus pagar rumahnya. Matanya yang bulat dan jernih itu menangkap seenggok tubuh tergeletak di atas trotoar. Tidak bergerak. Pakaian kumalnya menutupi tubuhnya.
Segera gadis itu meninggalkan kamarnya. Ia melompati pagar rumahnya untuk mendapati tubuh itu. Ia menyentuh tubuh itu. Sudah dingin. Ia tidak tinggal diam. Hatinya tersentak. Ia menjumpai orang tuanya untuk melaporkan hal itu. Ia ingin melakukan sesuatu yang terbaik bagi tubuh yang dingin dan kaku itu.
Hatinya begitu mudah tersentuh oleh kondisi tubuh tak bergerak itu. Ia ingin mengulurkan tangannya. Reaksi orang tuanya sangat positif. Sang Ayah mengajak tetangganya untuk mengurus jenasah itu. Hari itu menjadi hari yang sangat bermakna bagi gadis itu dan keluarganya. Mereka boleh berbuat kasih bagi sesamanya yang tidak berdaya. Itulah wujud penghayatan imannya dalam hidup sehari- hari.
Sering kita menutupi diri terhadap dunia sekitarnya. Mengapa ini bisa terjadi? Karena orang selalu disibukkan oleh urusannya sendiri. Orang mendahulukan kepentingannya sendiri. Padahal orang tidak dapat menghayati imannya tanpa berjumpa dengan orang- orang yang hidup di sekitarnya. Orang tidak bisa melarikan diri dari dunia sekitarnya.
Untuk itu, orang mesti berani membuka jendela hatinya. Orang mesti berani memandang dunia ini lebih jauh. Ternyata ada banyak keindahan di sekitar kita. Ada begitu banyak hal yang masih membutuhkan uluran tangan kita. Ada begitu banyak hal yang mesti mendapatkan polesan tangan-tangan kita.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa ketika kita membuka hati bagi orang lain, kita akan menemukan hidup ini semakin bermakna. Ternyata hidup ini tidak berakhir dengan diri kita sendiri saja. Tetapi hidup ini mesti dikembangkan dan ditumbuh suburkan dalam hidup sehari- hari.
Apa jadinya kalau kita cuek dan pesimis terhadap dunia sekitar kita? Apa jadinya kalau kita hanya memperhatikan diri sendiri? Kiranya dunia ini akan semakin runyam. Sesama yang ada di sekitar kita tidak kita dengarkan. Padahal kalau kita sungguh- sungguhbuka mata dan telinga, kita akan mampu menumbuhsuburkan iman kita kepada Tuhan. Hidup kita bukanlah suatu kesia- siaan. Tetapi kita akan menemukan makna yang terdalam dari hidup ini.Ternyata hidup ini semakin memiliki makna, ketika kita mengulurkan tangan kita dengan penuh kasih.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa membuka mata dan hati kita kepada sesama. Hanya dengan cara tersebut kita dapat menyelamatkan semakin banyak orang yang mengalami penderitaan. Mari kita tingkatkan kepekaan kita terhadap sesama.
Selasa, 28 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar