Seorang petani tua mengunjungi sebuah keluarga kaya untuk urusan bisnis. Ia diminta tinggal untuk makan siang. Melihat bahwa teman- temannya yang kaya itu mulai makan segera setelah mereka duduk, orang tua itu menundukan kepalanya dan dengan tenang mengucap syukur dalam hatinya. Ketika ia mengangkat kepalanya , tuan rumah tersenyum ramah.” Apakah banyak orang sekitar sini masih mengikuti kebiasaan lama seperti itu?” kata orang kaya itu menyindir.” Apakah tidak ada seorang pun di d4ekat sini yang diterangi secara memadai, tidak memperdengarkan doa- doa mereka di meja makan?”
Petani itu berpikir sejenak, kemudian berkata ,” Baiklah, saya akan menghitung ada beberapa di tempatku yang tidak pernah bersyukur atas makanan yang mereka peroleh”.
“Apakah mereka itu mahasiswa?”
“Bukan, Tuan,”kata petani itu,” babi- babiku.”
Selasa, 28 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar