Senin, 25 Juni 2012

KISAH IKAN DAN AIR

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang – bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, “ Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati. ” Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “ Hai, tahukah kamu dimana air ? aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.” Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, “ Dimanakah air ?” jawab ikan sepuh , “ Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadiannya. Memang benar, tanpa air kita mati.” Apa arti cerita tersebut bagi kita ? manusia kadang – kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai – sampai dia tidak menyadarinya. Kehidupan dan kebahagiaan ada di sekeliling kita dan sedang kita jalani, sepanjang kita mau membuka diri dan pikiran kita, karena saat untuk berbahagia adalah saat ini, saat untuk berbahagia dapat kita tentukan.

SENYUM, SYUKUR DAN CINTA...

Tiga anugrah Tuhan pada kita adalah SENYUM, SYUKUR dan CINTA. Berikan SENYUM pada yang terluka, berSYUKUR untuk apapun yang kita hadapi, dan gynakan CINTA untuk menjalani hidup. Tuhan telah memberikan kepada kita berbagai anugrah, tiga diantaranya adalah Senyum, Syukur dan Cinta. Senyum merupakan suatu lekungan yang penuh berkat, dengan tersenyum maka berkat Tuhan dapat kita tampung. Sedangkan bila kita cemberut, maka berkat Tuhan akan meleleh ke samping kiri dan kanan. Dengan membagikan senyum secara gratis, maka kita dapat membina relasi luar biasa dengan orang lain, senyum dapat menyembuhkan luka, membina relasi, dan menjalin komunikasi luar biasa. Kemudian kita juga perlu bersyukur dalam segala hal, atas semua yang telah kita terima dan kita hadapi, pada saat suka dan juga pada saat duka. Semua perlu kita lakukan karena kita percaya bahwa Tuhan tidak pernah memberikan rancangan kecelakaan atau duka cita untu kita, tetapi rancangannya akan terjadi secara indah dan tepat pada waktunya. Tugas kita adalah untuk selalu percaya, berpegang padaNya, dan terus berusaha dalam nama Tuhan. Untuk menjalani hidup ini kita perlu cinta atau kasih, yang akan membuat hidup kita menjadi indah dan berarti. Kita perlu mulai dengan mengasihi diri sendiri, karena tanpa ini kita tidak mungkin mengasihi orang lain. Setelah dapat menghargai diri sendiri, maka luaskanlah dengan mengasihi sesame, tanpa peduli siapa pun dia, kita perlu mengasihi saudara, teman, dan sahabat, serta juga mengasihi musuh – musuh kita serta mendoakan mereka semua. Lalu tentu saja kita tidak boleh lupa untuk mencintai Tuhan yang telah menciptakan kita, serta mencintai seluruh ciptaanNya, alam semesta beserta seluruh isinya. Marilah kita gunakan ketiga anugrah Tuhan yang istimewa ini dalam kehidupan kita. Tebarkan senyum, selalu bersyukur, dan bertindaklah atas dasar cinta kasih. Semua hal tersebut membuat kita menjadi manusia baru yang luar biasa, dan tampaknya tentu saja untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.

PERUMPAMAAN TENTANG PENSIL

Seorang guru agama di Afrika Selatan terkadang menggunakan perumpamaan sebagai berikut ini dalam tugas klinisnya. Orang menyebutnya “ Perumpamaan tentang pensil ”. Perumpamaan ini dapat sangat efektif dalam pengajaran dan khotbah, khususnya kalau pensil itu digunakan sebagai suatu sarana bantu visual. Banyak pelajaran yang dapat diperoleh dari sebuah pensil untuk berbagai kesempatan. Seseorang menemukan pensil, memegang tanganya dan mengatakan kepadanya. “ Saya menghendaki agar engkau mengingat empat hal : pertama, kebaikanmu atas nilai sejatimu ada dalam dirimu ; kedua, engkau akan perlu peruncing bilamana engkau menapaki kehidupan ; ketiga, engkau akan berada di tangan orang lain. Dan akhirnya, akan meninggalkan bekasmu.